Latar Belakang
ASEAN Community 2015 merupakan agenda
yang cukup strategis dan menjadi momen bersejarah dari perjalanan organisasi
kawasan regional ini. Dalam roadmap ASEAN
Community terdapat 3 blueprint
dasar ASEAN dalam ASEAN Community 2015 yaitu ASEAN Political-Security Community Blueprint, ASEAN Economic Community
Blueprint, dan ASEAN Sosio-Cultural
Community Blueprint. Ketiga wacana tersebut sangat ideal untuk menciptakan
sebuah kawasan yang terintegrasi untuk kepentingan bersama negara-negara
anggota. Selain itu, ASEAN juga telah banyak memiliki beberapa mitra,
diantaranya ASEAN+3 dan ASEAN+6. Pangsa pasar yang lebih luas dan jalinan
kerjasama yang lebih pestise diharapkan akan menguntungkan semua pihak yang
tergabung. Bukan persoalan eksistensi negara atau kawasan, akan tetapi menjaga
komitmen bersama untuk saling mendukung tercapainya tujuan yang komperhensif.
Berdasarkan informasi yang diperoleh
dari situs resmi www.asean.org
menjelaskan bahwa para pemimpin negara kawasan regional ASEAN sepakat untuk
membentuk komunitas Politik Keamanan ASEAN (APSC) dengan tujuan untuk
memastikan bahwa negara-negara di kawasan ini dapat hidup secara damai dengan
satu sama lain dan dengan dunia lingkungan yang adil, demokratis, dan harmonis.
Selanjutnya, para anggota komunitas ini berjanji untuk mengandalkan secara
eksklusif pada proses damai dalam penyelesaian konflik intra-regional dan
menjadikan keamanan sebagai fundamental yang terikat oleh lokasi geografis,
visi, dan tujuan. Dengan memiliki komponen-komponen berikut: pembangunan
politik, membentuk dan berbagi norma-norma, pencegahan konflik, resolusi
konflik, pasca-konflik pembangunan perdamaian, dan menerapkan mekanisme.
The APSC Blueprint diadopsi oleh para
pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN ke-14 pada tanggal 1 Maret 2009 di Cha-am/Hua
Hin, Thailand. The ASPC Blueprint menyebutkan ASEAN untuk menjadi komunitas
aturan berbasis nilai-nilai dan norma-norma bersama, wilayah kohesif, damai,
stabil, dan tangguh dengan tanggung jawab bersama untuk keamanan yang
komperhensif, serta wilayah yang dinamis dan berwawasan dunia yang semakin
terintegrasi dan saling tergantung. The ASPC Blueprint tersebut dipandu oleh
Piagam ASEAN dengan prinsip-prinsip dan tujuan yang terkandung didalamnya.
Selain itu, juga menyediakan peta jalan dan jadwal untuk membangun ASPC pada
2015 yang fleksibel untuk melanjutkan program dan kegiatan di luar 2015 untuk
mempertahankan maknanya dan kualitas yang abadi.
Peran Indonesia
terhadap negara-negara ASEAN
Di dalam pilar komunitas politik dan
keamanan ASEAN terdapat tiga karakteristik, yaitu Pertama, komunitas berbasis
aturan dengan nilai dan norma bersama, kedua, sebuah wilayah terpadu, damai,
dan tangguh dengan tanggung jawab bersama untuk keamanan
menyeluruh, dan ketiga, kawasan yang dinamis dan berpandangan keluar dalam
dunia yang semakin terintegrasi dan saling bergantug. Dari situs polkam.go.id
milik pemerintah Indonesia, selama kepemimpinan Indonesia telah mencapai
beberapa keputusan penting dalam Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN, anatara
lain:
- Pembentukan ASEAN Institute for Peace and
Reconciliation (AIPR) sesuai kesepakatan pada Piagam ASEAN dan
berpedoman pada Treaty of Amity and Cooperation (TAC) yang akan berfungsi untuk melakukan
kajian terhadap kerja sama ASEAN dan berkontribusi kepada perdamaian dan
rekonsiliasi di kawasan. Untuk kelancaran pembentukan AIPR tersebut maka
akan disusun modalitas AIPR dan diharapkan dapat diresmikan pada saat
keketuan Kamboja tahun 2012.
- Diadopsinya Declaration
on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) pada Pertemuan
ke-44 Menteri Luar Negeri ASEAN setelah lebih dari 6 (enam) tahun
pembahasan. Dengan diadopsinya DOC tersebut tentunya akan menciptakan suasana yang mengarah
pada terjaminnya stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, diutamakannya dialog dan
konsultasi, pelaksanaan proyek bersama yang saling menguntungkan dan
membentuk confidence building
measures.
- ASEAN
Regional Forum (ARF) yang melibatkan negara-negara ASEAN dan
beberapa negara di sekitar kawasan Asia Tenggara telah berhasil memberikan
situasi yang kondusif memberikan negara-negara yang
bersitegang untuk.
Melakukan dialog seperti Republik Korea dan Republik Demokratik Rakyat
Korea untuk saling bertemu membahas masalah Semenanjung Korea.
- Setelah melalui perundingan selama 10 tahun, pada
akhirnya telah dicapai kesepakatan untuk melakukan konsultasi langsung
antara ASEAN dengan negara-negara pemilik senjata nuklir untuk membahas
aksesi negara-negara pemilik senjata nuklir ke dalam Treaty of Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ).
- Terkait kerja sama pertahanan dan keamanan, ASEAN
telah lebih meningkatkan keterbukaan diantara negara anggotanya dengan
berhasil memfinalisasi format standar ASEAN
Security Outlook (ASO). ASO akan sebagai media tentang
kondisi kerja sama keamanan ASEAN yang direncanakan akan diterbitkan tahun
2012.Di samping itu ASEAN khususnya di bawah kerja sama Para Menteri
Pertahanan ASEAN telah menyepakati untuk mengambil inisiatif mengembangkan
kolaborasi di bidang industri pertahanan dan membentuk ASEAN Peacekeeping Centres Network.
- ASEAN juga telah mencapai kemajuan di bidang
kerja sama pemberantasan kejahatan lintas negara antara lain
diberlakukannya ASEAN Convention on
Counter Terrorism (ACCT) tanggal 27 Mei 2011. Kerja sama yang menjadi
prioritas antara lain pemberantasan terorisme, perdagangan manusia
(trafficking in person), pemberantas gelap narkoba (illcit drug
trafficking), pencucian uang (money alundring), dan kejahatan dunia maya
(cyber crime).
- ASEAN kiranya
semakin memperkuat kerjasama dalam menyikapi tantangan-tantangan ke depan.
Beberapa isu yang dapat menjadi perhatian adalah penaganan bencana alam
dan kerjasama maritim. ASEAN Maritime Forum kiranya dapat dimanfaatkan
untuk mensinergikan pembahasan isu maritim. Penanganan bencana alam dengan
adanya AHA Center dapat semakin baik dalam koordinasi. ASEAN sepakat untuk
meningkatkan kerjasama dibawah pilar politik keamanan ASEAN. Hasil
pertemuan ini akan dilaporkan kepada KTT ASEAN melalui Dewan Koordinasi ASEAN.
Tantangan Politik dan Keamanan ASEAN
Politik dan
Keamanan di wilayah regional ASEAN harus disikapi dengan serius. Pasalnya,
apabila tidak dicegah atau diantisipasi akan mengganggu hubungan antara negara
antar regional. Oleh karena itu, dengan adanya Komunitas Politik dan Keamanan
ASEAN ini diharapkan dapat meminimalisir konflik supaya tidak meluas dan
bersama-sama menyelesaikannya. Beberapa tantangan ASEAN di bidang politik dan
keamanan saat ini, ialah:
1. Sengketa
perebutan Kepulauan Spratley dan Paracel di Laut Cina Selatan yang melibatkan
beberpa negara seperti Filipina, Vietnam, dan China yang bukan anggota ASEAN.
Hal tersebut sampai saat ini belum terjadi kesepakatan damai, maka akan
berdampak pada stabilitas keamanan di wilayah ASEAN.
2.
Konflik bilateral,
seperti Kamboja dengan Thailand, Indonesia dengan Malaysia, dan beberapa negara
anggota ASEAN lain biasanya terjadi di wilayah perbatasan. Bila konflik ini
tidak segera meredam, tentu akan sangat mengganggu hubungan baik antar negara
yang bersengketa tersebut.
3. Masalah
demokrasi di Myanmar, yang sempat mengganggu stabiltas politik.
4. Persoalan
kudeta di Thailand yang sering terjadi antara kelompok oposisi dan Pro
Pemerintah.
5. Persoalan
terorisme yang masih masif di kawasan ASEAN harus diselesaikan dengan serius.
6. Lemahnya
perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia, perempuan, dan anak masih terjadi
dibeberapa negara anggota ASEAN, termasuk di Indonesia.
7. Dan
beberapa kejahatan transnasional lainnya.
Beberapa
tantangan tersebut harus mendapatkan prioritas guna menciptkan sebuah kawasan
yang damai dan harmonis tanpa perseturuan yang berkepanjangan. Kawasan ASEAN
merupaka jalur perdagangan dan pelayaran internasional, apabila stabilitas
politik dan keamanan tidak diciptakan, maka akan sangat mengganggu aktivitas perekonomian
dunia. Selain itu, dalam penyelesaian konflik di ASEAN selalu menekankan pada
proses dialog dan negosiasi. Hal tersebut, dinilai lebih efektif daripada
perang yang justru mengakibatkan konflik semakin meluas.
Kesimpulan
Indonesia sebagai salah satu pendiri
ASEAN dan negara terbesar di kawasan regional Asia Tenggara memiliki peran
penting dalam setiap pengambilan keputusan. Isu-isu keamanan dan politik yang
menjadikan tantangan harus diselesaikan sesuai platform yang disepakati. Kerjasama pencegahan konflik dan
pembangunan perdamaian yang berkelanjutan adalah upaya untuk menciptakan
kondisi yang teduh di kawasan regional. Indonesia sebagai negara yang beberapa
kali pernah memimpin ASEAN harus lebih responsif dan menjadi mediator bahkan
inisiator untuk menyelesaikan konflik politik dan keamanan. Stabilitas politik
dan keamanan harus menjadi prioritas dan tanggung jawab seluruh anggota ASEAN.
Terlebih kawasan regional Asia Tenggara sangat strategis dalam hal apapun. Bila
seluruh negara anggota ASEAN bersatu dan saling berkontribusi secara
konstruktif, maka cita-cita untuk mewujudkan Komunitas Politik dan Keamanan
ASEAN dapat terwujud.
Oleh: Ghifari Auliya Sani
Unduh kajian di: tinyurl.com/LISM-Kajian
1 komentar:
Casino Resort in Las Vegas, NV - MapYRO
See 거제 출장마사지 19 photos and 1 tip from 1603 visitors to Casino Resort. "Cheaper than it gets, they 영천 출장마사지 have the best rate. The 상주 출장안마 biggest 용인 출장마사지 win rate in the casino is 속초 출장안마 $150,000.
Posting Komentar