Kamis, 01 Januari 2015

ASEAN Community 2015: Peran Politik dan Keamanan Indonesia

Latar Belakang

ASEAN Community 2015 merupakan agenda yang cukup strategis dan menjadi momen bersejarah dari perjalanan organisasi kawasan regional ini. Dalam roadmap ASEAN Community terdapat 3 blueprint dasar ASEAN dalam ASEAN Community 2015 yaitu ASEAN Political-Security Community Blueprint, ASEAN Economic Community Blueprint, dan ASEAN Sosio-Cultural Community Blueprint. Ketiga wacana tersebut sangat ideal untuk menciptakan sebuah kawasan yang terintegrasi untuk kepentingan bersama negara-negara anggota. Selain itu, ASEAN juga telah banyak memiliki beberapa mitra, diantaranya ASEAN+3 dan ASEAN+6. Pangsa pasar yang lebih luas dan jalinan kerjasama yang lebih pestise diharapkan akan menguntungkan semua pihak yang tergabung. Bukan persoalan eksistensi negara atau kawasan, akan tetapi menjaga komitmen bersama untuk saling mendukung tercapainya tujuan yang komperhensif.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs resmi www.asean.org menjelaskan bahwa para pemimpin negara kawasan regional ASEAN sepakat untuk membentuk komunitas Politik Keamanan ASEAN (APSC) dengan tujuan untuk memastikan bahwa negara-negara di kawasan ini dapat hidup secara damai dengan satu sama lain dan dengan dunia lingkungan yang adil, demokratis, dan harmonis. Selanjutnya, para anggota komunitas ini berjanji untuk mengandalkan secara eksklusif pada proses damai dalam penyelesaian konflik intra-regional dan menjadikan keamanan sebagai fundamental yang terikat oleh lokasi geografis, visi, dan tujuan. Dengan memiliki komponen-komponen berikut: pembangunan politik, membentuk dan berbagi norma-norma, pencegahan konflik, resolusi konflik, pasca-konflik pembangunan perdamaian, dan menerapkan mekanisme.
The APSC Blueprint diadopsi oleh para pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN ke-14 pada tanggal 1 Maret 2009 di Cha-am/Hua Hin, Thailand. The ASPC Blueprint menyebutkan ASEAN untuk menjadi komunitas aturan berbasis nilai-nilai dan norma-norma bersama, wilayah kohesif, damai, stabil, dan tangguh dengan tanggung jawab bersama untuk keamanan yang komperhensif, serta wilayah yang dinamis dan berwawasan dunia yang semakin terintegrasi dan saling tergantung. The ASPC Blueprint tersebut dipandu oleh Piagam ASEAN dengan prinsip-prinsip dan tujuan yang terkandung didalamnya. Selain itu, juga menyediakan peta jalan dan jadwal untuk membangun ASPC pada 2015 yang fleksibel untuk melanjutkan program dan kegiatan di luar 2015 untuk mempertahankan maknanya dan kualitas yang abadi.
Peran Indonesia terhadap negara-negara ASEAN
Di dalam pilar komunitas politik dan keamanan ASEAN terdapat tiga karakteristik, yaitu Pertama, komunitas berbasis aturan dengan nilai dan norma bersama, kedua, sebuah wilayah terpadu, damai, dan tangguh dengan tanggung jawab bersama untuk keamanan menyeluruh, dan ketiga, kawasan yang dinamis dan berpandangan keluar dalam dunia yang semakin terintegrasi dan saling bergantug. Dari situs polkam.go.id milik pemerintah Indonesia, selama kepemimpinan Indonesia telah mencapai beberapa keputusan penting dalam Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN, anatara lain:
  1. Pembentukan ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (AIPR) sesuai kesepakatan pada Piagam ASEAN dan berpedoman pada Treaty of Amity and Cooperation (TAC) yang akan berfungsi untuk melakukan kajian terhadap kerja sama ASEAN dan berkontribusi kepada perdamaian dan rekonsiliasi di kawasan. Untuk kelancaran pembentukan AIPR tersebut maka akan disusun modalitas AIPR dan diharapkan dapat diresmikan pada saat keketuan Kamboja tahun 2012.
  2. Diadopsinya Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) pada Pertemuan ke-44 Menteri Luar Negeri ASEAN setelah lebih dari 6 (enam) tahun pembahasan. Dengan diadopsinya DOC tersebut tentunya akan menciptakan suasana yang mengarah pada terjaminnya stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, diutamakannya dialog dan konsultasi, pelaksanaan proyek bersama yang saling menguntungkan dan membentuk confidence building measures.
  3. ASEAN Regional Forum (ARF) yang melibatkan negara-negara ASEAN dan beberapa negara di sekitar kawasan Asia Tenggara telah berhasil memberikan situasi yang kondusif memberikan negara-negara  yang bersitegang untuk. Melakukan dialog seperti Republik Korea dan Republik Demokratik Rakyat Korea untuk saling bertemu membahas masalah Semenanjung Korea.
  4. Setelah melalui perundingan selama 10 tahun, pada akhirnya telah dicapai kesepakatan untuk melakukan konsultasi langsung antara ASEAN dengan negara-negara pemilik senjata nuklir untuk membahas aksesi negara-negara pemilik senjata nuklir ke dalam Treaty of Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ).
  5. Terkait kerja sama pertahanan dan keamanan, ASEAN telah lebih meningkatkan keterbukaan diantara negara anggotanya dengan berhasil memfinalisasi format standar ASEAN Security Outlook (ASO). ASO akan  sebagai media  tentang kondisi kerja sama keamanan ASEAN yang direncanakan akan diterbitkan tahun 2012.Di samping itu ASEAN khususnya di bawah kerja sama Para Menteri Pertahanan ASEAN telah menyepakati untuk mengambil inisiatif mengembangkan kolaborasi di bidang industri pertahanan dan membentuk ASEAN Peacekeeping Centres Network.
  6. ASEAN juga telah mencapai kemajuan di bidang kerja sama pemberantasan kejahatan lintas negara antara lain diberlakukannya ASEAN Convention on Counter Terrorism (ACCT) tanggal 27 Mei 2011. Kerja sama yang menjadi prioritas antara lain pemberantasan terorisme, perdagangan manusia (trafficking in person), pemberantas gelap narkoba (illcit drug trafficking), pencucian uang (money alundring), dan kejahatan dunia maya (cyber crime).
  7. ASEAN kiranya semakin memperkuat kerjasama dalam menyikapi tantangan-tantangan ke depan. Beberapa isu yang dapat menjadi perhatian adalah penaganan bencana alam dan kerjasama maritim. ASEAN Maritime Forum kiranya dapat dimanfaatkan untuk mensinergikan pembahasan isu maritim. Penanganan bencana alam dengan adanya AHA Center dapat semakin baik dalam koordinasi. ASEAN sepakat untuk meningkatkan kerjasama dibawah pilar politik keamanan ASEAN. Hasil pertemuan ini akan dilaporkan kepada KTT ASEAN melalui Dewan Koordinasi ASEAN.
Tantangan Politik dan Keamanan ASEAN
Politik dan Keamanan di wilayah regional ASEAN harus disikapi dengan serius. Pasalnya, apabila tidak dicegah atau diantisipasi akan mengganggu hubungan antara negara antar regional. Oleh karena itu, dengan adanya Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN ini diharapkan dapat meminimalisir konflik supaya tidak meluas dan bersama-sama menyelesaikannya. Beberapa tantangan ASEAN di bidang politik dan keamanan saat ini, ialah:
1.      Sengketa perebutan Kepulauan Spratley dan Paracel di Laut Cina Selatan yang melibatkan beberpa negara seperti Filipina, Vietnam, dan China yang bukan anggota ASEAN. Hal tersebut sampai saat ini belum terjadi kesepakatan damai, maka akan berdampak pada stabilitas keamanan di wilayah ASEAN.
2.            Konflik bilateral, seperti Kamboja dengan Thailand, Indonesia dengan Malaysia, dan beberapa negara anggota ASEAN lain biasanya terjadi di wilayah perbatasan. Bila konflik ini tidak segera meredam, tentu akan sangat mengganggu hubungan baik antar negara yang bersengketa tersebut.
3.      Masalah demokrasi di Myanmar, yang sempat mengganggu stabiltas politik.
4.      Persoalan kudeta di Thailand yang sering terjadi antara kelompok oposisi dan Pro Pemerintah.
5.      Persoalan terorisme yang masih masif di kawasan ASEAN harus diselesaikan dengan serius.
6.      Lemahnya perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia, perempuan, dan anak masih terjadi dibeberapa negara anggota ASEAN, termasuk di Indonesia.
7.      Dan beberapa kejahatan transnasional lainnya.
          Beberapa tantangan tersebut harus mendapatkan prioritas guna menciptkan sebuah kawasan yang damai dan harmonis tanpa perseturuan yang berkepanjangan. Kawasan ASEAN merupaka jalur perdagangan dan pelayaran internasional, apabila stabilitas politik dan keamanan tidak diciptakan, maka akan sangat mengganggu aktivitas perekonomian dunia. Selain itu, dalam penyelesaian konflik di ASEAN selalu menekankan pada proses dialog dan negosiasi. Hal tersebut, dinilai lebih efektif daripada perang yang justru mengakibatkan konflik semakin meluas.
Kesimpulan

Indonesia sebagai salah satu pendiri ASEAN dan negara terbesar di kawasan regional Asia Tenggara memiliki peran penting dalam setiap pengambilan keputusan. Isu-isu keamanan dan politik yang menjadikan tantangan harus diselesaikan sesuai platform yang disepakati. Kerjasama pencegahan konflik dan pembangunan perdamaian yang berkelanjutan adalah upaya untuk menciptakan kondisi yang teduh di kawasan regional. Indonesia sebagai negara yang beberapa kali pernah memimpin ASEAN harus lebih responsif dan menjadi mediator bahkan inisiator untuk menyelesaikan konflik politik dan keamanan. Stabilitas politik dan keamanan harus menjadi prioritas dan tanggung jawab seluruh anggota ASEAN. Terlebih kawasan regional Asia Tenggara sangat strategis dalam hal apapun. Bila seluruh negara anggota ASEAN bersatu dan saling berkontribusi secara konstruktif, maka cita-cita untuk mewujudkan Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN dapat terwujud. 


Oleh: Ghifari Auliya Sani
Unduh kajian di: tinyurl.com/LISM-Kajian



1 komentar:

palaneedacey mengatakan...

Casino Resort in Las Vegas, NV - MapYRO
See 거제 출장마사지 19 photos and 1 tip from 1603 visitors to Casino Resort. "Cheaper than it gets, they 영천 출장마사지 have the best rate. The 상주 출장안마 biggest 용인 출장마사지 win rate in the casino is 속초 출장안마 $150,000.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.