Latar Belakang
Korea merupakan sebuah semenanjung yang
di Asia Timur (di antara Jepang dan Tiongkok. Korea terbagi menjadi
dua negara, yakni Republik Korea (Korea Selatan) dan Republik
Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) setelah Perang Dunia
II pada tahun 1945. Budaya Korea saat ini sangatlah digandrungi oleh
seluruh orang di dunia termasuk juga di Indonesia.
Budaya Korea yang saat ini sangat digandrungi oleh para
remaja di Indonesia yaitu K-Pop dan K-Drama yang saat ini hampir disetiap
stasiun televisi di Indonesia pernah menayangkan drama dan juga musik Korea.
Selain kedua itu yang cukup digandrungi oleh para masyarakat di Indonesia
adalah makanan-makanan khas Korea.
K-Pop atau Korean Pop adalah salah satu jenis aliran
musik yang berasal dari Korea Selatan. K-Pop tentunya identik dengan para
Girlband dan juga Boyband. Girlband dan juga para Boyband ini tidak hanya
bernyanyi saja saat mereka diatas panggung tetapi dipadukan juga dengan tarian
yang enerjik sehingga memiliki nilai plus dimata penontonnya ditambah dengan
paras para boyband dan juga girlband yang menawan.
Sedangkan K-Drama merupakan drama serial Korea. K-Drama
dikemas dengan cerita yang menarik dan juga alur ceritanya mudah dicerna oleh
para penonton dan ini adalah salah satu penyebab K-Drama begitu digandrungi di
Indonesia. Episode-episode K-Drama juga tidak terlalu banyak. Inilah yang
membedakan dengan K-Drama dengan sinetron-sinetron yang ada di Indonesia.
K-Drama meskipun laku dipasaran mereka tidak akan memaksakan menambah
episodenya tidak seperti di Indonesia jika sinetron di Indonesia laku dipasaran
maka sinetron tersebut terus-terus ditayangkan walaupun cerita dari sinetron
tersebut menjadi aneh.
Permasalahan
Dengan merebaknya
K-pop, K-Drama, dan makan-makanan khas Korea di kalangan para remaja di
Indonesia, sebagian besar remaja di Indonesia kehilangan kecintaan dan
pengetahuan tentang budaya-budaya Indonesia. Hal ini bisa dibuktikan dengan
semakin maraknya terbentuknya Boyband dan Girlband di Indonesia. Para remaja di
Indonesia lebih memilih membentuk Boyband dan juga Girlband yang berbau Korea jika dibandingkan
grup-grup musik tradisional.
Para remaja di Indonesia lebih mencintai budaya negara
lain dibandingkan kebudayaannya sendiri. Jika terus-menerus seperti ini
bisa-bisa kebudayaan di Indonesia yang walaupun jumlahnya amatlah banyak,
lama-lama bisa menjadi punah karena tidak ada regenerasi dalam melestarikan
kebudayaan Indonesia. Hal ini disebabkan para remaja yang lebih menyukai dan
mengenal kebudayaan Korea dibandingkan kebudayaan lokal.
Hal ini juga disebabkan karena semakin derasnya arus
globalisasi yanng sedang melanda di Indonesia dan parahnya remaja-remaja di
Indonesia menerima arus globalisasi tanpa disaring terlebih dahulu. Hal ini
menyebabkan seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya hilangnya rasa cinta atas
kebudayaan sendiri dan lebih mencintai budaya orang lain ketimbang budaya
sendiri.
Selain mencintai kebudayaan orang lain dibandingkan
dengan budaya sendiri, para remaja juga kerap kali mengikuti gaya berpakaian
dan gaya hidup para idolanya yang merupakan artis dan penyanyi Korea. Gaya
hidup para artis dan penyanyi Korea terhitung glamor dan parahnya para remaja
di Indonesia mengikuti gaya hidup tersebut. Gaya hidup yang glamor bukanlah
bagian dari kebudayaan di Indonesia.
Gagasan
Dengan melihat kenyataan yang terjadi saat
ini, semakin tergerusnya jati diri bangsa Indonesia yang disebabkan karena para
remaja-remaja di Indonesia lebih mencintai budaya negara lain dibandingkan
dengan budaya sendiri. Seharusnya pemerintah juga ikut andil dalam menghalau
arus globalisasi. Pekerja media juga sebenarnya harus ikut andil dalam
menghalau arus globalisasi ini. Para pemilik media jangan hanya memikirkan
profit mereka dengan terus menerus menayangkan program-program siaran tentang
budaya-budaya Korea, tetapi tidak menayangkan acara yang berbau kebudayaan
Indonesia, sehingga para remaja hanya mengetahui kebudayaan Korea tetapi tidak
mengetahui kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang kaya. Pemerintah juga
seharusnya ikut andil dalam menghalau arus globalisasi yang semakin kencang
ini. Pemerintah dapat menambahkan jam Pelajaran PKN, dengan ditambahkan jam
Pelajaran PKN diharapkan para remaja dapat semakin cinta terhadap tanah airnya.
Daftar Pustaka
Oleh: Pandu Dwita Purnama
Unduh kajian di: tinyurl.com/LISM-Kajian
0 komentar:
Posting Komentar