Kamis, 01 Januari 2015

Budaya Korea dan Tergerusnya Jati Diri Bangsa Indonesia


Latar Belakang
            Korea merupakan sebuah semenanjung yang di Asia Timur (di antara Jepang dan Tiongkok. Korea terbagi menjadi dua negara, yakni Republik Korea (Korea Selatan) dan Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) setelah Perang Dunia II pada tahun 1945. Budaya Korea saat ini sangatlah digandrungi oleh seluruh orang di dunia termasuk juga di Indonesia.
            Budaya Korea yang saat ini sangat digandrungi oleh para remaja di Indonesia yaitu K-Pop dan K-Drama yang saat ini hampir disetiap stasiun televisi di Indonesia pernah menayangkan drama dan juga musik Korea. Selain kedua itu yang cukup digandrungi oleh para masyarakat di Indonesia adalah makanan-makanan khas Korea.
            K-Pop atau Korean Pop adalah salah satu jenis aliran musik yang berasal dari Korea Selatan. K-Pop tentunya identik dengan para Girlband dan juga Boyband. Girlband dan juga para Boyband ini tidak hanya bernyanyi saja saat mereka diatas panggung tetapi dipadukan juga dengan tarian yang enerjik sehingga memiliki nilai plus dimata penontonnya ditambah dengan paras para boyband dan juga girlband yang menawan.
            Sedangkan K-Drama merupakan drama serial Korea. K-Drama dikemas dengan cerita yang menarik dan juga alur ceritanya mudah dicerna oleh para penonton dan ini adalah salah satu penyebab K-Drama begitu digandrungi di Indonesia. Episode-episode K-Drama juga tidak terlalu banyak. Inilah yang membedakan dengan K-Drama dengan sinetron-sinetron yang ada di Indonesia. K-Drama meskipun laku dipasaran mereka tidak akan memaksakan menambah episodenya tidak seperti di Indonesia jika sinetron di Indonesia laku dipasaran maka sinetron tersebut terus-terus ditayangkan walaupun cerita dari sinetron tersebut menjadi aneh.

Permasalahan
            Dengan merebaknya K-pop, K-Drama, dan makan-makanan khas Korea di kalangan para remaja di Indonesia, sebagian besar remaja di Indonesia kehilangan kecintaan dan pengetahuan tentang budaya-budaya Indonesia. Hal ini bisa dibuktikan dengan semakin maraknya terbentuknya Boyband dan Girlband di Indonesia. Para remaja di Indonesia lebih memilih membentuk Boyband dan juga  Girlband yang berbau Korea jika dibandingkan grup-grup musik tradisional.
            Para remaja di Indonesia lebih mencintai budaya negara lain dibandingkan kebudayaannya sendiri. Jika terus-menerus seperti ini bisa-bisa kebudayaan di Indonesia yang walaupun jumlahnya amatlah banyak, lama-lama bisa menjadi punah karena tidak ada regenerasi dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Hal ini disebabkan para remaja yang lebih menyukai dan mengenal kebudayaan Korea dibandingkan kebudayaan lokal.
            Hal ini juga disebabkan karena semakin derasnya arus globalisasi yanng sedang melanda di Indonesia dan parahnya remaja-remaja di Indonesia menerima arus globalisasi tanpa disaring terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya hilangnya rasa cinta atas kebudayaan sendiri dan lebih mencintai budaya orang lain ketimbang budaya sendiri.
            Selain mencintai kebudayaan orang lain dibandingkan dengan budaya sendiri, para remaja juga kerap kali mengikuti gaya berpakaian dan gaya hidup para idolanya yang merupakan artis dan penyanyi Korea. Gaya hidup para artis dan penyanyi Korea terhitung glamor dan parahnya para remaja di Indonesia mengikuti gaya hidup tersebut. Gaya hidup yang glamor bukanlah bagian dari kebudayaan di Indonesia.

Gagasan
           Dengan melihat kenyataan yang terjadi saat ini, semakin tergerusnya jati diri bangsa Indonesia yang disebabkan karena para remaja-remaja di Indonesia lebih mencintai budaya negara lain dibandingkan dengan budaya sendiri. Seharusnya pemerintah juga ikut andil dalam menghalau arus globalisasi. Pekerja media juga sebenarnya harus ikut andil dalam menghalau arus globalisasi ini. Para pemilik media jangan hanya memikirkan profit mereka dengan terus menerus menayangkan program-program siaran tentang budaya-budaya Korea, tetapi tidak menayangkan acara yang berbau kebudayaan Indonesia, sehingga para remaja hanya mengetahui kebudayaan Korea tetapi tidak mengetahui kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang kaya. Pemerintah juga seharusnya ikut andil dalam menghalau arus globalisasi yang semakin kencang ini. Pemerintah dapat menambahkan jam Pelajaran PKN, dengan ditambahkan jam Pelajaran PKN diharapkan para remaja dapat semakin cinta terhadap tanah airnya.


Daftar Pustaka





Oleh: Pandu Dwita Purnama
Unduh kajian di: tinyurl.com/LISM-Kajian

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.