Kamis, 01 Januari 2015

HIV AIDS: Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya!


Tak lama terlewat, tepatnya Senin tanggal 1 Desember, kita memperingati Hari AIDS Sedunia. Tidak banyak yang tahu, karena belum-belum mendengar penjelasannya, orang akan langsung menjugde penyakit tersebut sebagai penyakit kutukan atau penyakit terhina. Padahal tidak mengerti penyebab penyakit tersebut.
HIV merupakan singkatan dari 'Human Immunodeficiency Virus'. HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.

HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit-penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan.
AIDS adalah singkatan dari 'Acquired Immune Deficiency Syndrome' yang menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.

Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.
Berikut beberapa tanda gejala HIV AIDS yang perlu kita waspadai :
  1. Penurunan berat badan dengan cepat.
  2. Demam dan flu yang tidak kunjung sembuh.
  3. Diare yang tak kunjung sembuh.
  4. Cepat merasa lelah.
Hanya saja tanda ciri di atas bila terdapat pada diri seseorang kita juga tak boleh langsung memvonis bahwa seseorang tersebut mengidap penyakit AIDS, harus ada beberapa pemeriksaan lebih lanjut untuk bisa membuktikan kebenaran akan diagnosa penyakit yang satu ini.

Ada beberapa cara penularan penyakit ini. Cara penularan AIDS HIV bisa melalui perantara sebagai berikut :
  1. Seks bebas dengan penderita yang positif mengidap HIV.
  2. Mendapatkan transfusi darah yang tercemar akan virus HIV.
  3. Penggunaan jarum suntik yang bergantian, penggunaan jarum tindik atau pun pembuatan tatto yang telah tercemar virus HIV.
  4. Dari ibu hamil yang positif HIV AIDS kepada janin yang dikandungnya. Sehingga bila bayi tersebut lahir maka sang bayi akan bisa mengidap pula penyakit yang serupa.
Provinsi Jawa Barat sendiri adalah salah satu provinsi dengan penderita HIV AIDS tertinggi di Indonesia. Menurut data statistik HIV AIDS di Indonesia yang dilaporkan pada bulan September 2014, jumlah kumulatif penderita HIV AIDS di Jawa Barat menempati peringkat ke empat dengan jumlah yang terjangkit HIV sebesar 13.507 orang dan penderita AIDS sebesar 4191 orang.

[Data terlampir di file kajian]

Menurut perkiraan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, setiap hari terdapat lebih dari 5000 orang berusia 15- 24 tahun mengidap HIV dan AIDS, hampir 1800 penderita HIV di bawah usia 15 tahun tertular dari ibunya dan sekitar 1400 anak di bawah usia 15 tahun meninggal akibat HIV. Wabah ini terutama dipicu oleh para penyalahgunaan narkoba suntik dan para pekerja seks komersil. Para ahli memperkirakan bahwa 90% kasus HIV merupakan akibat dari penularan seksual dan 60-70% kasus HIV terjadi di kalangan heteroseksual.

Banyak sekali orang yang tidak tahu akan mengganggap penyakit sebagai penyakit kutukan atau penyakit hina, maka dari itu, harus ada tindakan preventif untuk memberi pengetahuan lebih jauh tentang HIV AIDS kepada masyarakat. Dan juga tindakan lain seperti pemeriksaan dini pada kelompok berisiko seperti LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) dan pendeteksian dini padasuami/ istri, bayi, dan balita dari HIV AIDS.

Selain itu, harus ada pemeriksaan rutin terhadap penderita HIV AIDS juga pemberian terapi anti retroviral pada penderita HIV AIDS dan pembinaan dan pelatihan untuk penderita HIV AIDS agar mempunyai kemampuan dan harapan hidup yang lebih panjang dengan bermanfaat bagi banyak orang.

Harus ada tindakan nyata dari pemerintah untuk memberikan penjelasan tentang HIV AIDS, jauhi penyakitnya bukan orangnya!


Sumber tulisan:


Oleh: Risma Damayanti
Unduh kajian di: tinyurl.com/LISM-Kajian


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.