Minggu, 11 Mei 2014

Menyongsong Era AEC Tahun 2015: Risk and Challenge!


Indonesia Menghadapi Asean Economic Community 2014


Dengan diberlakukannya AEC pada tahun 2015, maka secara otomatis perekonomian di kawasan ASEAN akan lebih mengarah kepada perekonomian yang bersifat liberal dengan pasar bebas sebagai corak utama. Yang menjadi pertanyaan, siapkah Indonesia menghadapi AEC 2015? Apakah pada saat AEC diberlakukan, Indonesia akan mendapat keuntungan atau justru kerugiaan akibat pasar bebas.

Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Hendri Saparini, ada 4 kasus yang harus dihadapi Indonesia pada saat AEC diberlakukan :

a.    Pada saat AEC diberlakukan, maka Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemasok energi dan bahan baku bagi industrilasasi di kawasan ASEAN, sehingga manfaat yang diperoleh dari kekayaan sumber daya alam mininal. Akan tetapi defisit neraca perdagangan barang Indonesia yang saat ini paling besar di antara negara-negara ASEAN semakin bertambah. Salah satu yang harus dilakukan oleh Indonesia, lanjut Hendri, adalah menyusun strategi industri, perdagangan dan investasi secara terintegrasi, paling tidak dalam konteks kerja sama AEC.

b.    Pada saat AEC diberlakukan, maka akan semakin melebarkan defisit perdagangan jasa seiring peningkatan perdagangan barang. Dalam hal ini, Hendri menilai pemerintah perlu segera mengimplementasikan rencana untuk membangun dan mendukung indusri transportasi yang menjadi sumber defisit terbesar. Langkah lainnya, lanjutnya, adalah menetapkan sektor pariwisata sebagai prioritas dengan menyusun strategi dan kebijakan baru, karena selama ini pariwisata telah menjadi penyumbang surplus dalam neraca perdagangan jasa.

c.    Penerapan AEC juga akan membebaskan aliran tenaga kerja sehingga Indonesia harus mengantisipasi dengan menyiapkan strategi karena potensi membanjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA) akan berdampak pada naiknya remitansi TKA yang saat ini pertumbuhannya lebih tinggi daripada remitansi TKI. Akibatnya, ada beban tambahan bagi Indonesia dalam menjaga neraca transaksi berjalan dan mengatasi masalah pengangguran.

d.    Penerapan AEC akan mendorong masuknya investasi ke Indonesia dari dalam dan luar ASEAN. Indonesia harus bergegas menyiapkan strategi dan kebijakan yang dapat memberi insentif bagi mitra ekonominya untuk ikut membangun industri hulu pengolah sumber daya alam. Sehingga, manfaat ekonomi dari investasi lebih besar, baik dari sisi nilai tambah, penciptaan lapangan kerja maupun terbangunnya industri hulu.

Adapun bidang-bidang yang termasuk dalam AEC Blueprint meliputi :

a.    ASEAN Economic Comunity Council
b.    ASEAN Economic Ministers
c.    ASEAN Free Trade Area Council
d.    ASEAN Investment Area Council
e.    ASEAN Mekong Basin Development Coorperation
f.    ASEAN Finance Ministers Meeting
g.    ASEAN Ministerial on Agriculcture and Forestry
h.    ASEAN Ministers on Energy Meeting
i.    ASEAN Ministerial Meeting on Minerals
j.    ASEAN Ministers Meeting on Science and Technology
k.    ASEAN Telecommunication and IT Ministers Meeting
l.    ASEAN Transport Ministers Meeting
m.    Meeting of ASEAN Tourism Ministers

Penjelasan, kemungkinan munculnya permasalahan dan gagasan pemecahan untuk tiap-tiap bidangnya perlu untuk dikaji dan direncanakan secara matang. Untuk hasil pengkajian pertama Kastrat BEM Kema Unpad berkerja sama dengan Kastrat-kastrat Fakultas terkait dapat diunduh disini : Kajian Mahasiswa tentang AEC 2015


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.